Kamu. Ya, kamu!

Kamu itu telah meranapkan hati aku berkali-kali..
Kamu itu telah mensia-siakan kasih yang aku beri..
Kamu itu cuma memandang sepi cinta yang aku beri..


.. tapi kenapa kamu yang masih aku cari-cari?



ma, 30/06/2013

Simpan

Hilai tawa pekik sampai pekak.
Dihujan dengan seribu satu cerita indah maha anggun,
Sampai yang namanya jiwa terbuai
Yang namanya nafsu terbelai;
Dibiar tarikan magnet berbeda kutub itu ampuh
Biar dilempar pandangan jelik – peduli apa; jerit pada dunia
Lempar rasamu pada mereka
Apa lagi—singkap semuanya!
Biar terkangkang semua rahsia; dilacur semua perasa,

Apa masih bisa depa tangan saat yang lainnya bertepuk tangan?
Apa masih bisa didabik dada saat yang namanya jiwa binasa?
Dulu kau angkuh tabur rahsia guna aksara
Kau bijak bermain aksi susun kata
Lantas, mana cerita penglipur lara yang kau rencana?
Habis ditelan zaman? Hilang binasa tanpa tuan?
Huh.

Kerna itu dipesan; biar cerekamu itu kamu kamu sahaja yang simpan,
Biar cerita itu tak siapa perasan,
Manisnya kau kemam sendiri; pahitnya kau telan teliti.
Dunia ini isinya maha memerhati,
Semua bersorak jadi tuhan kosa kata lebih dari yang atas sana.

Oleh itu simpanlah remedi jiwa dengan rapi,
Biar rentaknya tak lari,
Semoga rentak alunan cinta kita-kita semua kekal sampai syurga nanti.
Dengan penuh rahsia dari Ilahi.
Simpan.



AB, 30June2013

Saat

Saat kau carik seisi jiwa,
Ada kau fikir padahnya apa?
Segenggam pil mabuk masuk ke rongga dada,
Berlinang darah biru mengalir keluar dari urat urat kepala.

Aku tahu kau bakal lihat saja,
Tanpa kau merana dan histeria,
Seperti suatu denting lalu,
Saat kau masih hangat dalam dakap aku,
Saat kau berulang kali ucap 'I love you',
Sambil kucup bibirku.

Senapang buta di sebelah,
Pil kuda di genggam ku perhati lama,
Tak berganjak.


Mahu aku tamatkan saja riwayat aku,
Atau ceraikan jasad kamu?



Jun 11,2013
Selasa
i.a

Bidadari Hati

Penat; Letih,
Terlalu lelah.
Bodoh; Memang bodoh,
Untuk membiarkan hati sendiri,
Ditusuk, dirodok; ditikam berulang kali,
Hingga tiada lagi serpihan tinggal.

Sehingga tiba engkau,
Menghulur tangan,
Dan seulas senyuman,
Dan dari detik itu,
Hati kembali bercantum,
Walau tak kutemu; dimana lagi lebihan
serpihan.

Terima kasih,
Bidadara hati,
Engkau lah yang melenyapkan memori
tandus,
Ketika aku hampir mampus,
Dan terima kasih; kerna menyawakan
aku kembali.



SangGadis.27JUN2013.